Profil dan Biodata Lengkap Prabowo Subianto
Tuesday, November 20, 2018
Add Comment
Profil dan Biografi Prabowo Subianto. Ia
dikenal sebagai pendiri partai Gerindra sekaligus ketua umumnya. Prabowo juga
merupakan calon Presiden pada Pilpres tahun 2019. Ia juga diketahui beberapa
kali menjadi kontestan calon Presiden dan Wakil Presiden di beberapa putaran
pemilu presiden sejak tahun 2004. Prabowo juga dikenal sebagai salah satu tokoh
kontroversial ketika masa era reformasi 1998.
Daftar Isi
Biodata
Prabowo Subianto
Nama
Lengkap : Prabowo Subianto Djojohadikusumo
Lahir : 17 Oktober 1951, Jakarta
Agama : Islam
Orang Tua : Prof Soemitro Djojohadikusumo (ayah), Dora Marie Sigar (ibu)
Saudara : Hashim Djojohadikusumo, Maryani Djojohadikusumo, Bianti Djiwandono
Istri : Siti Hediati Hariyadi
Anak : Didit Prabowo
Kekayaan : 1.9 Triliun Rupiah (elhkpn.kpk.go.id, 2018)
Lahir : 17 Oktober 1951, Jakarta
Agama : Islam
Orang Tua : Prof Soemitro Djojohadikusumo (ayah), Dora Marie Sigar (ibu)
Saudara : Hashim Djojohadikusumo, Maryani Djojohadikusumo, Bianti Djiwandono
Istri : Siti Hediati Hariyadi
Anak : Didit Prabowo
Kekayaan : 1.9 Triliun Rupiah (elhkpn.kpk.go.id, 2018)
Biografi Prabowo Subianto
Prabowo
Subianto dilahirkan dengan nama lengkap Prabowo Subianto Djojohadikusumo ini
sudah banyak pengalaman di berbagai bidang seperti Militer, Pengusaha serta
Dunia Politik yang ia geluti akhir-akhir ini.
Di
Pemilu 2019, ia diusung oleh Partai Gerindra (Gerakan Indonesia Raya) untuk
maju menjadi Calon Presiden Republik Indonesia tahun 2019 setelah gagal dalam
pemilu 2004, 2009 dan 2014 yang lalu. Banyak Kontroversi yang di alamatkan
kepada Prabowo Subianto semasa ia berkarier Militer.
Masa Kecil Prabowo
Prabowo
Subianto dilahirkan pada tanggal 17 Oktober 1951, Prabowo merupakan anak dari
pakar Ekonomi Indonesia pada zaman Soekarno dan Soeharto yaitu
Prof Soemitro Djojohadikusumo. Ibu Prabowo bernama Dora Marie Sigar yang
berasal dari Manado.
Dilansir dari Tribunnews.com, Prabowo Subianto mengikuti kepercayaan ayahnya
yakni Islam, sementara adik serta kakaknya mengikuti kepercayaan ibunya yang
beragama Kristen Protestan dan Katolik.
Dilihat
dari silsilah keluarga Prabowo Subianto juga merupakan cucu dari Pendiri Bank
Indonesia dan juga anggota BPUPKI untuk kemerdekaan Indonesia yaitu Raden Mas
Margono Djojohadikusumo.
Dilihat
dari Keluarganya Prabowo memiliki dua orang kakak perempuan yang bernama
Bintianingsih dan Mayrani Ekowati, serta satu orang adik laki-laki yang kini
menjadi seorang pengusaha handal yang bernama Hashim Djojohadikusumo.
Prabowo
mulai bersekolah di Sekolah Sumbangsih, Jakarta ketika usianya lima tahun. Pada
tahun 1957 ketika pemberontakan PRRI pecah, Ayah Prabowo, Prof Soemitro
Djojohadikusumo membawa semua keluarganya termasuk prabowo mengungsi ke Padang
menumpang pesawat Dakota DC-3.
Hidup Berpindah-Pindah
Pemerintahan
Soekarno kala itu mencurigai Prof Soemitro Djojohadikusumo terlibat dalam
gerakan pemberontakan tersebut. Akhirnya Prof Soemitro Djojohadikusumo
memboyong semua keluarganya pindah ke Singapura pada tahun 1958.
Prabowo
kemudian disekolahkan di British Elementary School, Singapura. Namun gejolak
politik negara Singapura kala itu yang lebih memilih menjaga hubungan baik
dengan presiden Soekarno membuat Prabowo beserta orang tuanya pindah ke
Hongkong pada tahun 1962.
Di Hongkong, Ayahnya
mendaftarkan Prabowo beserta saudaranya di Glenealy Junior School. Ayahnya
membuka bisnis konsultan ekonomi disana. Namun Prabowo hanya tinggal dua tahun
disana dan pindah ke Kuala Lumpur, Malaysia.
Masa
Remaja
Menurut
beberapa sumber mengenai biografi Prabowo Subianto, Di Malaysia, ia bersekolah
di Victoria Institute. Namun konfrontasi antara Malaysia dan Indonesia terjadi
pada tahun 1963. Prof Soemitro Djojohadikusumo secara terang-terangan membela
Indonesia, bangsanya sendiri walaupun kala itu ia sering menentang Presiden
Soekarno.
Prabowo
dan keluarganya akhirnya pindah ke Zurich, Swiss. Di negara tersebut,
Prabowo bersekolah di American International School dan mulai belajar bahasa
Jerman dan Prancis. Namun belum lama disana, Pemerintah Swiss menolak suaka
politik dari Prof Soemitro Djojohadikusumo dan keluarganya.
Akhirnya
Prof Soemitro Djojohadikusumo memboyong istri dan anak-anaknya termasuk Prabowo
Subianto ke Inggris sebab pemerintah Inggris mau memberikan mereka izin tinggal
permanen disana. Prabowo kemudian kembali melanjutkan sekolahnya di American
International School hingga tahun 1968. Setelah itu Prabowo kemudian kembali ke
Indonesia.
Masuk Sekolah Militer
Pada
tahun 1970, Prabowo Subianto muda memulai kariernya saat ia mendaftarkan diri
di Akademi Militer Magelang, Ia kemudian Lulus pada tahun 1974 dari Akademi
Militer, kemudian pada tahun 1976, ia ditugaskan sebagai Komandan Pleton Para
Komando Grup I Komando Pasukan Sandhi Yudha (Kopassandha) dan ditugaskan
sebagai bagian dari operasi Tim Nanggala di Timor Timur.
Prabowo
Subianto kemudian menikah dengan Titiek yang merupakan anak Presiden Soeharto.
Pernikahan Prabowo dengan titiek berakhir tidak lama setelah Soeharto mundur
dari jabatan Presiden Republik Indonesia.
Dari
pernikahannya dengan Titiek, Prabowo dikaruniai seorang anak, Didiet Prabowo.
Didiet tumbuh besar di Boston, AS dan sekarang tinggal di Paris, Perancis
sebagai seorang desainer.
Setelah kembali dari Timor Timur, karir militernya Prabowo terus melejit. Pada
tahun 1983, Prabowo dipercaya sebagai Wakil Komandan Detasemen 81
Penanggulangan Teroris (Gultor) Komando Pasukan Khusus TNI AD (Kopassus).
Setelah menyelesaikan pelatihan “Special
Forces Officer Course” di Fort Benning, Amerika Serikat, Prabowo diberi
tanggung jawab sebagai Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara.
Jenderal
Yang Diselimuti Berbagai Kontroversi
Banyak
Kontroversi dan Dugaan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Prabowo Subianto
saat ia berkarier di bidang Militer, Pada tahun 1983, kala itu masih berpangkat
Kapten, Prabowo diduga pernah mencoba melakukan upaya penculikan sejumlah
petinggi militer, termasuk Jendral LB Moerdani seperti yang diceritakan
oleh Letjen Sintong Panjaitan dalam bukunya ‘Perjalanan Prajurit Para
Komando’ terbitan Kompas.
Dikutip
dari Merdeka.com, upaya yang dilakukan Prabowo ini digagalkan oleh Mayor Luhut
Panjaitan yang saat itu menjabat sebagai Komandan Den 81/Antiteror. Prabowo
sendiri adalah wakil Luhut saat itu.
Pada
tahun 1990-an, Prabowo diduga terkait dengan sejumlah kasus pelanggaran HAM di
Timor Timur. Pada tahun 1995, ia diduga menggerakkan pasukan ilegal atau
pasukan ‘ninja’ yang melancarkan aksi teror ke warga sipil.
Peristiwa ini membuat
Prabowo nyaris baku hantam dengan Komandan Korem Timor Timur saat itu, Kolonel
Inf Kiki Sjahnakrie, di kantor Pangdam IX Udayana menurut Buku Biografi Prabowo
yang ditulis oleh Femi Adi Soempeno. Sejumlah lembaga internasional menuntut
agar kasus ini dituntaskan.
Selain
itu menurut Femi Adi Soempeno, Prabowo juga pernah mengirim pasukan ‘Ilegal’ ke
Aceh. Namun, semua tuduhan tersebut dibantah oleh Prabowo. Pada akhir tahun
1995, Prabowo diangkat sebagai Komandan Jenderal Kopassus (Korps Pasukan
Khusus).
Dalang Penculikan Aktivis 1998?
Pada
tahun 1997, Prabowo Subianto diduga mendalangi penculikan dan penghilangan
paksa terhadap sejumlah aktivis pro-Reformasi. Setidaknya 13 orang, termasuk
seniman ‘Teater Rakyat’ Widji Thukul, aktivis Herman Hendrawan, dan Petrus Bima
hilang dan belum ditemukan hingga sekarang. Mereka diyakini sudah meninggal.
Dikutip
dari merdeka.com, Tim Mawar mengakui bahwa diperintahkan oleh Prabowo untuk
melakukan penculikan kepada sembilan orang aktivis, diantaranya Haryanto
Taslam, Desmond J Mahesa dan Pius Lustrilanang.
Banyak
dugaan bahwa Prabowo Subianto mendalangi Kerusuhan Mei 1998 berdasar temuan Tim
Gabungan Pencari Fakta.
Dugaan
motifnya adalah untuk mendiskreditkan rivalnya Pangab Wiranto, untuk menyerang
etnis minoritas, dan untuk mendapat simpati dan wewenang lebih dari Soeharto
bila kelak ia mampu memadamkan kerusuhan.
Berniat
Kudeta?
Juga
pada Mei 1998, menurut kesaksian BJ. Habibie dalam bukunya yang
berjudul ‘Detik
Detik Menentukan‘ serta kesaksian purnawirawan Sintong Panjaitan,
Prabowo melakukan insubordinasi dan berupaya menggerakkan tentara ke Jakarta
dan sekitar kediaman Habibie untuk kudeta.
…Keputusan
memecat saya adalah sah, Saya tahu, banyak di antara prajurit saya akan melakukan
apa yang saya perintahkan. Tetapi saya tidak mau mereka mati berjuang demi
jabatan saya. Saya ingin menunjukkan bahwa saya menempatkan kebaikan bagi
negeri saya dan rakyat di atas posisi saya sendiri. Saya adalah seorang
prajurit yang setia. Setia kepada negara, setia kepada republik –
Prabowo Subianto
Karena
insubordinasi tersebut ia diberhentikan dari posisinya sebagai Panglima Kostrad
oleh Wiranto atas instruksi Habibie. Masalah utama dari kesaksian Habibie ialah
bahwa sebenarnya, pasukan-pasukan yang mengawal rumahnya adalah atas perintah
Wiranto, bukan Prabowo.
Pada
briefing komando tanggal 14 Mei 1998, panglima ABRI mengarahkan Kopassus
mengawal rumah-rumah presiden dan wakil presiden.
Perintah-perintah
ini diperkuat secara tertulis pada tanggal 17 Mei 1998 kepada komandan-komandan
senior, termasuk Sjafrie Sjamsoeddin, Pangdam Jaya pada waktu itu.
Dalam
buku biografinya, Prabowo yakin ia bisa saja melancarkan kudeta pada hari-hari
kerusuhan di bulan Mei itu. Tetapi yang penting baginya ia tidak melakukannya.
Menjadi Pengusaha Kertas
Dalam
Biografi Prabowo Subianto diketahui bahwa setelah berhenti berkarier dari dunia
Militer, Prabowo Subianto kemudian memulai peruntungannya menjadi seorang
Pengusaha mengikuti jejak adiknya yaitu Hashim Djojohadikusumo.
Karir
Prabowo sebagai pengusaha dimulai dengan membeli Perusahaan Kertas yaitu Kiani
Kertas, perusahaan pengelola pabrik kertas yang berlokasi di Mangkajang, Kalimantan
Timur.
Perusahaan
tersebut sebelumnya dimiliki oleh Bob Hasan, pengusaha yang dekat dengan
Presiden Suharto. Prabowo Subianto membeli Kiani Kertas menggunakan pinjaman
senilai Rp. 1,8 triliun dari Bank Mandiri.
Selain
mengelola Kiani Kertas, yang kini menjadi Kertas Nusantara, kelompok perusahaan
Nusantara Group yang dimiliki oleh Prabowo juga menguasai 27 perusahaan di
dalam dan luar negeri. Usaha-usaha yang dimiliki oleh Prabowo bergerak di
bidang perkebunan, tambang, kelapa sawit, dan batu bara.
Kekayaan Prabowo Subianto
Banyak
kalangan menilai, Prabowo cukup sukses dalam berusaha. Pada Pilpres 2009,
Prabowo ialah cawapres terkaya, dengan total asset sebesar Rp 1,579 Triliun dan
US$ 7,57 juta.
Ini
termasuk 84 ekor kuda istimewa yang sebagian harganya mencapai 3 Milyar per
ekor serta sejumlah mobil mewah seperti BMW 750Li dan Mercedes Benz E300.
Kekayaan
Prabowo ini besarnya berlipat 160 kali dari kekayaan yang dia laporkan pada
tahun 2003. Kala itu ia hanya melaporkan kekayaan sebesar 10,153 Milyar
Pada
Pilpres tahun 2014 lalu, Harta kekayaan Prabowo yang dilaporkan sebesar 1.6
triliun Rupiah. Dan pada tahun 2018 ini, berdasarkan data Laporan Harta
Kekayaan Negara (LHKPN) yang dikutip dari elhkpn.kpk.go.id, kekayaan
Prabowo mencapai sekitar 1.9 triliun Rupiah.
Terjun ke Dunia Politik
Setelah
sukses menjadi seorang pengusaha, Prabowo Subianto kemudian memulai peruntungan
kariernya di bidang politik, Berbekal pengalaman serta reputasinya.
Bakal Calon Presiden 2004
Dalam
biografi Prabowo Subianto diketahui bahwa ia sempat mencalonkan diri sebagai
calon presiden dari Partai Golkar pada Konvesi Capres Golkar 2004. Meski lolos
sampai putaran akhir, akhirnya Prabowo kandas di tengah jalan. Ia kalah
suara oleh Wiranto.
Calon Wakil Presiden 2009
Kemudian
pada tahun 2009, Prabowo Subianto memulai peruntungannya kembali menjadi Calon
Presiden pada pemilu 2009 namun, ia akhirnya menjadi Calon wakil Presiden
mendampingi Megawati yang maju menjadi Calon Presiden Republik
Indonesia.
Kala
itu Prabowo mendirikan partai bernama Gerindra (gerakan Indonesia Raya) dan
menggunakannya sebagai kendaraan politik. Namun hasil pemilihan umum berkata
lain, Megawati yang berpasangan dengan Prabowo Subianto kalah dengan pasangan Susilo
Bambang Yudhoyono dan Boediono yang menajdi Presiden dan Wakil Presiden
Republik Indonesia.
Calon Presiden 2014
Di
pemilu 2014 Partai Gerakan Indonesia Raya atau Gerindra mengusung Prabowo
sebagai calon presiden pada pemilihan presiden 2014. Ia memilih Hatta Rajasa
yang berasal dari Partai Amanat Nasional sebagai calon Wakil Presiden
mendampingi Prabowo Subianto.
Ini
dengan dukungan dari beberapa partai yang menjadi koalisi yang disebut sebagai
Koalisi Merah Putih. Namun, pada pilpres 2014 yang lalu, Prabowo Subianto kalah
suara dari lawannya yaitu Jokowi dan Jusuf Kalla.
Calon Presiden 2019
Kini
Prabowo kembali diusung sebagai Calon Presiden pada Pilpres 2019. Kali ini ia
maju bersama dengan Sandiaga Uno sebagai calon Presiden pada pilpres
2019 mendatang.
Itulah
sedikit artikel ringkas mengenai profil dan biografi prabowo subianto semoga
dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian. www.biografiku.com
0 Response to "Profil dan Biodata Lengkap Prabowo Subianto"
Post a Comment